Lukisan Nyai Gandung Melati ,Penunggu Merapi

Museum berdiri diatas lahan seluas 3,5 Hektar terletak dilereng selatan Gunung Merapi, beralamat di Desa Banteng Hargo Binangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Museum Gunung Api Merapi pembangunannya dimulai pada Tahun 2005, diresmikan pada Oktober 2009, dan dibuka untuk umum pada Januari 2010

Museum Gunung Api ini berjarak sekitar 25 Km diutara kota Yogyakarta, kondisi jalan untuk menuju ke museum ini lumayan baik, beraspal dan mendaki, dan dapat didatangi dengan kendaraan darat

Untuk mendatangi tempat ini sebaiknya menggunakan kendaraan sendiri atau charter karena disini belum tersedia sarana angkutan umum reguler






Arsitektur Museum Gunung Api Merapi berbentuk unik dan indah, pada bagian depan museum terdapat pintu masuk utama yang di desain menyerupai bentuk segitiga sama kaki, dan dari kejauhan terlihat seperti sebuah gunungan

Ada dua macam pilihan tiket masuk, tiket untuk masuk ke museum saja sebesar 3K, dan tiket untuk melihat film dokumenter di Teather Mini seharga 5K

Tiket dijual tidak dalam bentuk paket, maksudnya pengunjung tidak harus membeli dua macam jenis tiket (masuk + nonton), tetapi boleh membeli tiket masuk ke museumnya saja, jika pengunjung ingin melihat film dokumenter, maka ybs harus membeli tiket masuk ke museum

Karena harganya lumayan murah, Saya memilih untuk membeli kedua macam jenis tiket masuk tersebut

Udara terasa nyaman ketika Saya masuk kedalam museum, walaupun saat itu pendingin udara yang tersedia tidak dihidupkan, karena lokasi museum terletak didaerah yang beriklim sejuk

Pada saat Saya berkunjung kesini, beberapa bagian dari ruangan museum masih ada pekerjaan perbaikan, tetapi kegiatan tersebut tidak mengurangi kenyamanan pengunjung yang datang 

Ruang Pamer Museum terdiri dari dua lantai, diruang pamer pada Lantai satu pengunjung dapat melihat Replika Gunung Merapi, dengan menekan sebuah tombol kemudian puncak gunung tersebut mengeluarkan asap, disertai simulasi lelehan lava pijar (Peragaan Erupsi)


Pada bagian lain lantai satu ini dipamerkan juga aneka alat Peraga Kegempaan, serta beberapa barang yang rusak karena dampak erupsi  



Pada Ruang Pamer Lantai dua, selain terdapat Alat Peraga Terjadinya Tsunami, dan koleksi photo-photo erupsi, terdapat juga sebuah Teather Mini dengan kapasitas sekitar 100 orang, yang menayangkan sebuah film dokumenter berdurasi 20 Menit dengan judul “Dibawah Langit Merapi” 

Dibagian lain lantai dua ini dapat dilihat petunjuk dan cara-cara yang harus dilakukan oleh masyarakat untuk menyelamatan diri jika terjadi erupsi

Diruang ini terdapat sejumlah photo dokumentasi letusan gunung merapi sejak Tahun 1930 sampai yang terakhir Tahun 2011

Pembelajaran apa yang dapat diambil dari sini?
Banyak sekali, tergantung dari sisi mana kita melihatnya, Pembelajaran apa yang akan didapat biasanya ditentukan oleh Tingkatan Usia, Jenjang Pendidikan, dan Wawasan dari pengunjung itu sendiri

Menurut pendapat Saya, secara umum museum ini lebih kepada pembelajaran pengetahuan praktis kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh sebuah gunung berapi, serta tindakan darurat yang harus dilakukan penduduk jika terjadi gejala erupsi

Pemetaan zona rawan bencana, agar masyarakat mengetahui daerah mana saja yang bakal menerima dampak erupsi, mulai dari zona ringan, sedang, sampai daerah yang mematikan (berat)

Pengetahuan mengenai jalur evakuasi dan batas wilayah yang aman (batas jarak sekian kilometer) dari pusat bencana yang harus dihindari penduduk ketika terjadinya erupsi

Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi jumlah korban erupsi



Dari visualisasi data yang Saya lihat di museum ini, disebelah selatan Negara Indonesia terdapat tiga buah lempeng benua yaitu Lempeng Eurasia, Fasifik, dan Lempeng Australia

Tumbukan antar lempeng ini membentuk Zona Penunjaman yang memanjang dari bagian barat Pulau Sumatera kemudian memanjang sampai kebagian Selatan Pulau Jawa dan Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, serta bagian utara kepulauan Maluku dan Papua, zona penunjaman ini biasanya disebut dengan Ring Fire

Indonesia memiliki 129 buah gunung api aktif, dan salah satunya adalah Gunung Merapi, sebuah gunung berapi teraktif di Pulau Jawa, dengan ketinggian 2.968 Meter dpl

Menurut catatan, sejak Tahun 1548 Gunung Merapi telah mengalami puncak keaktifan (erupsi) sebanyak 68 kali

Informasi lain
Museum dibuka untuk umum Hari Selasa sd Minggu dari pukul 09.00 sd 15.30 WIB (hari Senin Libur)

Harga tiket masuk museum 3K per orang, dan harga tiket masuk pertunjukan film, 5K per orang

Disudut lain museum terdapat lukisan Nyai Gandung Melati, sosok perempuan cantik bermahkota dan berbusana tradisional berwarna hijau terang


Dalam mitos masyarakat setempat, dipercayai bahwa Nyai Gandung Melati ini akan memperlihatkan dirinya melalui mimpi jika gunung merapi mau erupsi, wallahualam

Tanpa bermaksud untuk mereduksi mitos yang berkembang, jika terjadi gejala awal erupsi, penduduk disekitar Gunung Merapi sebaiknya mengikuti petunjuk dan arahan dari Petugas Pengamat Gunung Api setempat
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...