RUMAH ADAT SUKU DAYAK KALIMANTAN

Rumah Adat Suku Dayak hampir bisa ditemukan diseluruh penjuru Pulau Kalimantan, hanya bentuk bangunan dan sebutan namanya saja yang berbeda, seperti “Baloy Mayo” untuk Dayak Tidung di Tarakan, “Balai Adat” untuk Dayak Meratus di Kalimantan Selatan, dan “Lamin” untuk Dayak di Kalimantan Timur

Di Kalimantan Tengah Rumah Adat Masyarakat Dayak ini disebut dengan “Betang”

Rumah Betang di Desa Buntoi

Betang merupakan Bangunan Rumah Panggung bertiang tinggi (sekitar 2 sd 3 Meter dari permukaan tanah), sedangkan ukuran panjang dan lebarnya bervariasi, disesuaikan dengan kemampuan kelompok dan jumlah penghuninya

Umumnya Rumah Adat ini dibangun dengan ukuran besar dengan bentuk yang memanjang sebagai tempat tinggal bersama untuk beberapa Kepala Keluarga yang diketuai oleh seorang Kepala Adat

Halaman pada bagian bawah rumah dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan untuk tempat bermain bagi anak-anak mereka, kolong rumah yang tinggi berguna untuk menghindari ancaman binatang buas dan sekaligus sebagai pertahanan dari ancaman musuh

Ciri khas yang dimiliki oleh Betang, Rumah dibangun mengikuti arah mata angin (membentang dari timur ke barat) dengan bahan konstruksi dari Kayu Ulin

Bagian hulu Betang selalu menghadap ke matahari terbit sedangkan bagian hilirnya mengarah ke matahari tenggelam, sebagai symbol siklus waktu bagi Masyarakat Dayak untuk selalu bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan bertahan untuk kelangsungan hidup

Jika di Jakarta ada jargon  “Pergi Pagi Pulang Malam”  Perilaku pada kalimat tersebut sudah dilakoni oleh Masyarakat Dayak di Kalimantan sejak ratusan tahun lalu, yang berbeda hanyalah tuntutan hidup dan tantangannya saja

Dalam perjalanan waktu, Budaya Betang berkembang menjadi symbol kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah yang ramah, rukun dan damai, serta bersedia membuka diri terhadap kehadiran para pendatang, termasuk adat dan budaya yang dibawa oleh pendatang, sepanjang budaya tersebut tidak berbenturan dengan budaya setempat

Model Rumah Betang hampir dapat ditemukan pada seluruh kota besar di Kalimantan Tengah dalam kaitannya untuk menampilkan budaya setempat dan pariwisata daerah

Bangunan kantor milik Pemerintah dan Swasta, bangunan fasilitas umum seperti Gedung pertemuan, Stadion Olahraga, Terminal Angkutan serta Bandara pada umumnya dibangun dengan memasukkan sebagian dari arsitektur rumah betang  

Berikut ini adalah beberapa Replika Rumah Betang yang dibangun kemudian (sekarang), Bangunan dibuat mendekati bentuk aslinya, dengan bahan dasar kayu dan beton

1.Replika Rumah betang yang dibangun oleh Keluarga Talinting Toefak, yang terdapat di Desa Sungai Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir (Disisi kiri jalan Trans Kalimantan, 5 Km sebelum masuk ke Kuala Kapuas)

Replika Rumah Betang di Sungai Pasah

 Di Lihat dari samping (Dalam Penyelesaian)



2.Replika Rumah Betang yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kuala Kapuas sebagai wadah untuk menampilkan pertunjukan budaya daerah dan kegiatan lainnya, yang terdapat di alun-alun kota Kuala Kapuas

Replika Rumah Betang di Alun-alun Kuala Kapuas

Replika dilihat dari sudut lain

3. Replika Rumah Betang yang digunakan sebagai kantor SekretariatMajelis Adat dayak Nasional, yang terdapat di Jalan R Milono, Palangkaraya

Replika Rumah Betang, Sekretariat Majelis Adat Dayak Nasional
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...